Minggu, 29 Desember 2013

Arsip untuk ‘Farmakologi’ Kategori

Obat : Adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
Obat jadi : Adalah obat dalam keadaan murni atau campuaran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan pemerintah.

Obat Paten : adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

Obat Baru : Adalah obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun tidak, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.

Obat Tradisioanal : Adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuaran dari bahan-bahan tersebut, secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Cara-cara pemberian obat

Posted: Januari 10, 2009 in Farmakologi
0
Disamping faktor formulasi, cara pemberian obat turut menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi obat oleh tubuh. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemis (diseluruh tubuh) atau efek lokal (setempat), keadaan pasien dan sifat-sifat fisika-kimia obat.
1. Efek Sistemis
a. Oral, pemberiannya melalui mulut.
b. Oromukosal, adalah pemberian obat melalui rongga mulut seperti dibawah lidah (sublingual) dan antara pipi dan gusi (bucal).
c. Injeksi, adalah pemberian obat secara parenteral atau dibawah atau menembus kulit/selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.
d. Implantasi, Obat dalam bentuk pelet steril dimasukan dibawah kulit dengan alat khusus (trocar), digunakan untuk efek yang lama.
e. Rektal, pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat dan lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali digunakan untuk obat yang mudah dirusak asam lambung.
f. Transdermal, cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan kontinue masuk ke dalam sistem peredaran darah, langsung ke jantung.
2. Efek Lokal (pemakaian setempat)
a. Kulit (percutan)
b. Inhalasi
c. Mukosa mata dan telinga
d. Intra Vaginal
e. Intra Nasal Untuk mukosa hidung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar