BAB II
(digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/tmp/2550.html)
LANDASAN TEORI
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Jamu Air Mancur pada mulanya merupakan industri rumah tangga
yang dirintis oleh Lambertus Wono Santoso yang didirikan di Pucang Sawit
Surakarta dengan tenaga kerja hanya berjumlah 11 orang. Pada awal
berdirinya proses sortasi, pembersihan bahan, penggilingan dan pengemasan
masih dikerjakan secara manual. Produk kemudian dipasarkan di Jakarta oleh
L.W. Santoso, dan karena terinspirasi dengan sebuah air mancur yang ada di
Jakarta maka perusahaan ini dinamakan ” Air Mancur”.
Tanggal 23 Maret 1963, L.W. Santoso mengajak dua orang rekannya
yaitu Kimun Ongkosandjojo dan Rudi Hindrotonojo untuk memperbesar
usaha dengan menyewa sebuah pabrik lengkap dengan mesin giling yang
terletak di Wonogiri. Pada tanggal 23 Desember 1963 industri rumah tangga
ini resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Air Mancur
yang berkedudukan di Wonogiri. Pada tanggal 1 Januari 1964 seluruh kegiatan
dipindahkan dari Pucang Sawit ke Wonogiri dengan tenaga kerja berjumlah 50
orang.
Tahun 1969 jumlah karyawan mencapai 68 orang sehingga ruangan
menjadi sempit. Oleh karena itu perusahaan mendirikan gedung baru di jalan
pelem Wonogiri yang mulai digunakan pada tanggal 5 Oktober 1969,
sementara Pucang Sawit digunakan sebagai gudang bahan baku. Pesatnya
kemajuan yang dialami perusahaan diimbangi dengan mendatangkan mesin-
mesin giling dan mesin tumbuk baru.
Jumlah tenaga kerja terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu
sehingga pada tahun 1973 telah mencapai sekitar 1000 karyawan. Pada tahun
ini mulai dibangun pabrik lagi di Palur tepatnya di Dusun Tegalharjo,
kelurahan Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar, karena keperluan ruangan
kerja yang mendesak maka pada tanggal 24 Februari 1974 L.W. Santoso
segera meresmikan pabrik di Karanganyar itu walaupun sebenarnya
pembangunannya belum selesai seluruhnya. Pada perkembangan selanjutnya
dibangun lagi pabrik baru pada tahun 1976 di Desa Jajar, Kleco dalam Kota
Surakarta. Peresmian pabrik baru di Kleco yang disediakan untuk kegiatan
logistik dan laboratorium penelitian dan pengembangan ini dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI pada tanggal 10 Desember 1976. pada tahun 1978
di bangun lagi pabrik baru di Desa Giriwono, kira-kira 4 km dari arah
Wonogiri kota ke arah Solo.
Dari tahun ketahun PT. Jamu Air mancur terus mengalami kemajuan
yang cukup berarti, pada tahun 1995 dibangun lagi perusahaan di Jetis khusus
untuk memproduksi kosmetika. Namun PT. Jamu Air Mancur bukan berarti
tanpa masalah, karena pada tahun 1997 mendapat musibah dimana salah satu
bagian dari pabrik yang terletak di Palur yaitu bagian pengemasan mengalami
kebakaran sehingga untuk proses pengemasan di pindahkan ketempat terdekat
dengan Unit Palur yaitu Celep yang terletak ± 400m dari Unit Palur. Karena
kota Solo semakin padat maka lingkungan kota tidak boleh didirikan industri
13
Jumlah tenaga kerja terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu
sehingga pada tahun 1973 telah mencapai sekitar 1000 karyawan. Pada tahun
ini mulai dibangun pabrik lagi di Palur tepatnya di Dusun Tegalharjo,
kelurahan Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar, karena keperluan ruangan
kerja yang mendesak maka pada tanggal 24 Februari 1974 L.W. Santoso
segera meresmikan pabrik di Karanganyar itu walaupun sebenarnya
pembangunannya belum selesai seluruhnya. Pada perkembangan selanjutnya
dibangun lagi pabrik baru pada tahun 1976 di Desa Jajar, Kleco dalam Kota
Surakarta. Peresmian pabrik baru di Kleco yang disediakan untuk kegiatan
logistik dan laboratorium penelitian dan pengembangan ini dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI pada tanggal 10 Desember 1976. pada tahun 1978
di bangun lagi pabrik baru di Desa Giriwono, kira-kira 4 km dari arah
Wonogiri kota ke arah Solo.
Dari tahun ketahun PT. Jamu Air mancur terus mengalami kemajuan
yang cukup berarti, pada tahun 1995 dibangun lagi perusahaan di Jetis khusus
untuk memproduksi kosmetika. Namun PT. Jamu Air Mancur bukan berarti
tanpa masalah, karena pada tahun 1997 mendapat musibah dimana salah satu
bagian dari pabrik yang terletak di Palur yaitu bagian pengemasan mengalami
kebakaran sehingga untuk proses pengemasan di pindahkan ketempat terdekat
dengan Unit Palur yaitu Celep yang terletak ± 400m dari Unit Palur. Karena
kota Solo semakin padat maka lingkungan kota tidak boleh didirikan industri
B. Lokasi Perusahaan
PT. Jamu Air Mancur mempunyai beberapa Unit yang lokasinya
berbeda-beda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kantor Pusat PT. Jamu
Air Mancur berada di Unit Palur yang terletak di Jalan Raya Solo-Sragen Km
7 desa Tegal Rejo, Dagen, Jaten Kabupaten Karang Anyar. Luas areal tanah
perusahaan di Unit Palur sekitar ± 4 ha.
Lokasi Unit yang ada di PT. Jamu Air Mancur beserta proses yang
dilakukan antara lain:
1. Unit Produksi Palur, untuk proses pengolahan jamu serbuk dan obat luar
dalam bentuk padat.
2. Unit Produksi Jetis, untuk pengolahan produk kosmetik.
3. Unit Produksi Pelem, untuk pengolahan produk makanan dan minuman.
4. Unit Produksi Klampisan, Wonogiri, untuk pengolahan produk makanan
dan minuman.
5. Unit Produksi Celep, untuk proses pengemasan jamu serbuk dan obat luar
dalam bentuk padat dengan menggunakan mesin.
C. Stuktur Organisasi Perusahaan
14
Manajemen PT. Jamu Air Mancur yang berhubungan dengan aktivitas
langsung dengan aktifitas produksi di Unit Produksi Palur dibagi menjadi
beberapa departemen yang bertangung jawab kepada masing-masing General
Manager (GM). Berikut ini adalah bagian dari masing-masing pembagian
beserta dengan tugasnya:
1. Departemen
Plan Manager.
a. Merencanakan, mengarahkan dan mengevaluasi seluruh proses
produksi sesuai target yang telah ditentukan.
b. Menyusun dan melaksanakan rencana mingguan berdasar surat
perintah mingguan.
c. Mengatur kebutuhan karyawan seperti makan siang, poliklinik, dan
penggajian.
2. Departemen
Quality Control.
Departemen
Quality Contol (QC) merupakan departemen yang
akan mengontrol kualitas produk di PT. Air Mancur. Dan bertanggung
jawab terhadap mutu produk yang dihasilkan, departemen ini juga
merangkap sebagai penanggung jawab atas sanitasi perusahaan, pemberian
nomor batch, melaksanakan pemeriksaan bahan baku jamu dan bahan
bantu jamu secara makroskopis dan mikroskopis, dan lain sebagainya.
3. Departemen
Technical
15
Bertanggung jawab dalam hal perawatan mesin dan memperbaiki jika
ada kerusakan.
4. Departemen SSH
( Safety, Sanitasi, Hygene)
a. Membentuk gugus keselamatan kerja di seluruh Unit PT. Jamu Air
Mancur.
b. Mengkoordinir pemeriksaan air produksi bekerjasama dengan QC dan
PDAM.
c. Pemeliharaan fasilitas MCK.
d. Menangani sanitasi Pabrik.
5. Departemen
Treasury
a. Mengarahkan dan mengawasi proses pengolahan seluruh keuangan
berkaitan dengan kebutuhan perusahaan
b. Melaksanakan pembayaran hutang piutang perusahaan, penggajian,
dan penydiaan kas beku untuk tiap unit.
c. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan berkaitan dari agen dan
distributor, meliputi data-data tagihan dan surat-surat pembekuan.
6. Departemen
Accounting
a. merencanakan ,mengarahkan dan mengawasi seluruh administrasi
pembekuan perusahaan dan distributor.
b. Melaksanakan pengolahan administrasi dan perhitungan pajak
perusahaan.
c. Menyiapkan faktur pajak standar untuk agen jamu.
7. Departemen Purchasing
16
a. Merencanakan dan mengawasi semua proses pengadaan bahan
kebutuhan perusahaan meliputi bahan produksi dan non produksi.
b. Pengadaan Etiket dan Non Produksi.
c. Pengadaan bahan Simplisia dan Farmasi.
8. Departemen PSO
(Product Supply Operation)
a. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyimpangan
bahan baku
b. Bertanggung jawab terhadap penyimpangan Etiket.
9. Departemen Informasi dan teknologi.
a. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi proses teknologi
informasi di seluruh PT. Jamu Air Mancur.
b. Mengkoordinir dan mengendalikan pemakaian, pemeliharaan dan
perbaikan hardware dan software.
c. Melaksanakan perawatan dan perbaikan program pengggajian pada
SDM di seluruh Unit/Lokasi.
d. Perawatan seluruh program data resep jamu dan semua produk PT.
Jamu Air Mancur. (PT. Jamu Air Mancur, 1999:5-7)
D. Proses Produksi Pengolahan Bahan Baku.
17
Pengolahan bahan baku yang ada di PT. Air Mancur lebih jelasnya
adalah sebagai berikut:
1. Sortasi
Sortasi adalah suatu kegiatan untuk menghilangkan suatu kotoran
atau benda-benda lain yang ada pada bahan. Sortasi dilakukan dengan
tujuan untuk memisahkan bahan baku dan kotoran yang terbawa pada
saat penerimaan awal, misalnya kotoran tersebut berupa tanah, kerikil,
debu atau benda asing lainnya dan bahan baku yang tidak sesuai SAM
juga dipisahkan dan begitu juga dengan bahan yang cacat, bahan yang
berjamur.
2. Pencucian
Pencucian yang dilakukan di PT. Jamu Air Mancur terdiri dari 2
tahap. Pencucian pertama dengan air bersih dilakukan sebanyak tiga
sampai berulang kali mengunakan bak bertingkat. Sedangkan untuk
pencucian kedua mengunakan cairan disenfektan.
3. Penyaringan
Penggorengan yang dilakukan pada bahan baku adalah jenis
goreng sangrai yaitu penggorengan tanpa memakai minyak. Contoh
bahan yang disangrai antara lain botor dan kedawung. Proses
penggorengan kedawung bertujuan untuk mengelupas kulit.
4. Pengeringan
18
Pengeringan yang dilakukan di PT. Jamu Air Mancur digunakan
pada bahan yang mengalami proses pencucian. Bahan-bahan tersebut
adalah umbi-umbian, akar-akaran dan jenis rimpang. Tujuan dari proses
pengeringan adalah untuk menghasilkan keseragaman kadar air dari
bahan-bahan tersebut yaitu kurang dari 10%.
5. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memenuhi standar keseragaman
bahan dan untuk memudahkan proses selanjutnya. Pengecilan ukuran
dilakukan agar bahan mempunyai ukuran yang sama.
6. Standarisasi bahan
Untuk mencapai bahan yang sesuai ddengan standar yang
ditetapkan oleh PT. Jamu Air Mancur dilakukan proses yang disebut
standarisasi bahan. Bahan yang biasa dilakukan proses standarisasi
adalah bahan yang telah dilakukan pengecilan ukuran yaitu daun-
daunan, akar-akaran, umbi-umbian dan rimpang.
7. Peracikan.
Bahan baku yang telah melalui proses-proses diatas, selanjutnya
masuk dalam proses peracikan. Peracikan bahan baku dilakukan
berdasarkan order dan bagian produksi sesuai perencanaan dari PPC
(Plan Product Control). (PT. Jamu Air Mancur, 1999:26-32)
E. Pengendalian Mutu Bahan Baku di PT. Jamu Air Mancur.
19
PT. Jamu Air Mancur melakukan pengendalian mutu terhadap bahan
baku meliputi:
1. Pemeriksaan Mutu
Bahan baku yang berupa Simplisia yang ditawarkan oleh levensiar
kepada perusahaan akan dilakukan pemeriksaan keaslian atau kemurnian
bahan, kandungan berkhasiat dalam bahan, kadar air, kandungan minyak
atsiri, kadar tanin, kandungan abu tak larut dalam air dan sari dalam
etanol. Jika memenuhi syarat maka bahan baku akan diterima oleh
perusahaan dalam jumlah yang besar. Kemudiaan dilakukan
pemeriksaan yang kedua bahan yang lolos pada pemeriksaan ini akan
masuk ke gudang kantor. Sebelum masuk proses produksi bahan yang
disortasi, untuk bahan yang lolos akan digunakan untuk proses
selanjutnya. Sedang yang tidak lolos dibuang.
2. Sortasi dan pencucian.
Sortasi bertujuan untuk memisahkan bahan baku yang cacat untuk
diperoleh bahan yang baik. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan
kotoran yang terbawa oleh bahan baku pada saat pengangkatan dan
penyimpanan. Pencucian dilakukan 2-3 kali tergantung dari tingkat
kekotoran bahan tersebut. Pencucian di PT. Jamu Air Mancur melakukan
pencucian bahan baku yang digunakan untuk bahan jamu dengan dua
tahap pencucian dengan air bersih dan pencucian dengan desinfektan.
3. Formalinisasi.
20
Formalinisasi dilakukan digudang kantor tempat penyim[anan
bahan baku yang baru diterima dari pemasok. Biasanya dilakukan setiap
2 minggu sekali dengan cara memanaskan kristal formalin diatas kompor
listrik dalam ruang tertup selama 10 jam. Tujuan formalinisasi adalah
membunuh mikroorganisme, serangga, dan mengusir hewan
pengganggu. Setelah dilakukan formalinisasi akan dilakukan
pemeriksaan oleh laboratorium mikrobiologi. Jika formalin tidak kontak
langsung dengan bahan baku maka dianggap tidak bahaya.
4. Fumigasi.
Fumigasi akan dilakukan sesekali ketika ada permintaan. Tujuan
fumigasi adalah untuk membunuh serangga dan tikus. Fumigasi yang
dilakukan di PT. Jamu Air Mancur menggunakan fastototiksin dalam
bentuk tablet.
5. Penggudangan.
Bahan yang telah dibeli disimpan dalam gudang untuk menunggu
proses selanjutnya. Pengendalian mutu yang dilakukan dengan cara
pengaturan keluar masuk bahan baku. Di PT. Jamu Air Mancur
menggunakan metode FIFO. Penggunaan bahan baku juga tidak
langsung bersentuhan dengan lantai tetapi ditaruh diatas kayu. (PT. Jamu
Air Mancur, 1999:48-57).
Selain pengendalian mutu diatas masih banyak pengendalian-
pengendalian mutu yang lain yaitu Pengendalian mutu proses yang mencakup
proses penggilingan, proses pengayakan, proses pencampuran, proses
21
pemeriksaan laboratorium, pembuatan adonan, dan pengemasan. Dan adalagi
proses pengendalian mutu produk dan keamanan.
F. Kualitas
Kendali mutu atau disebut juga pengendalian kualitas merupakan salah
satu usaha untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kurang
lancarnya fungsi dalam produksi. Dan sangat diperlukan untuk menjaga
kestabilan mutu. Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat
suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang di keluarkan.
Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu:
1. kualitas rancangan.
2. kualitas kecocokan.
Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan
spesifikasi dan kelonggaran yang dui isyaratkan oleh rancangan itu
( Montgomery, 1990:2).
Kualitas kecocokan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk
pemilihan proses pembuatan, latihan dan pengawasan tenaga kerja. Jenis
sistim jaminan kualitas (pengendalian proses, uji, aktivitas pemeriksaan, dan
sebagainya.) yang digunakan seberapa jauh prosedur jaminan kualitas diikuti
dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas. Kualitas rancangan
adalah semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas dan
variasi dalam tingkat kualitas ini memang disengaja, kualitas menjadi faktor
22
dasar keputusan konsumen dalam memilih prodak dan jasa. Akibatnya
kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis dan
peningkatan posisi bersaing.
Tiap produk mempunyai sejumlah unsur-unsur yang bersama-sama
menggambarkan kecocokan penggunaanya. Parameter-parameter ini biasanya
dinamakan ciri-ciri kualitas, yang terdiri dari:
1.
Fisik. Panjang, berat, voltase, kekentalan.
2.
Indera. Rasa, penampilan,warna.
3.
Orientasi waktu. Keandalan (dapat dipercaya), dapatnya dipelihara,
dapatnya dirawat.
Banyak ahli yang mendefinisikan kualitas yang secara garis besar
oreintasinya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan
atau organisasi yang berorientasi pada kualitas. Dari beberapa definisi
terdahulu dapat dikatakan bahwa secara garis besar, kualitas adalah
keseluruhan cirri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. (Dorothea, 2004: 5). Pelanggan
yang dimaksud disini bukan pelanggan atau konsumen yang hanya dating
sekali untuk mencoba dan tidak pernah dating kembali lagi, melainkan mereka
yang dating berulang-ulang untuk membeli dan membeli. Ada beberapa
dimensi kualitas untuk industri manufaktur dan jasa. Dimensi ini digunakan
untuk melihat dari sisimanakah kualitas dinilai. Yang dimaksud dimensi
kualitas tersebut telah di uraikan oleh Garvin (1996) untuk industri
manufaktur meliputi:
23
1.
Performance yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
2.
Feature yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang
baik bagi pelanggan.
3.
Reliability yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena
kehandalannya atau karena kemungkinan kerusakan yang rendah.
4.
Conformance yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
5.
Durability yaitu tingkat ketahanan atau awet produk atau lama umur
produk.
6.
Serviceability yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau
kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.
7.
Aesthetic yaitu keindahan dan daya tarik produk tersebut.
8.
perception yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu
karena citra atau reputasi produk itu sendiri.
Kualitas pada industri manufaktur selain menekan pada produk
yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan pada proses produksi. Adapun
faktor–faktor yang menentukan kualitas antara lain:
1. Faktor Utama
a. Faktor bahan baku.
b. Peralatan dan teknologi.
24
c. Sarana fisik.
d. Manusia yang mengerjakan.
2. Faktor Pendukung
a. Persaingan Pasar.
b. Tujuan Organisasi.
c. Pengujian produksi dan desain produk.
d. Proses produksi.
e. Kualitas Input.
f. Perawatan peralatan.
g. Standar kualitas.
h. Umpan balik dari pelanggan.
Maksud dan tujuan dari pengendalian mutu untuk memasukkan
bahwa suatu oprasi mamapu memproduksi barang dan jasa dengan tingkat
mutu yang diharapkan, dibutuhkan pemeriksaan atas beberapa atau semua
unsur. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mendeteksi secara tepat produk
yang cacat. Pengendalian mutu dalam suatu perusahaan pada dasarnya
merupakan alat manajemen pada bagian produksi dengan maksud untuk
memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas
yang sudah ada dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dalam
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan perlu
mengadakan pengendalian kualitas terhadap bahan baku yang
digunakandalam proses produksi serta pengawasan produk akhir. (Susanti,
2006:45)
25
1. Pengendalian kualitas bahan baku.
Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting terhadap
kualitas produk jadi atau produk akhir. Untuk perusahaan tertentu,
pengaruh produk akhir ditentukan oleh kualitas bahan bakunya.
Dengan demikian pengendalian kualitas bahan baku tidak bisa
ditinggalkan.
2. Pengawasan selama proses produksi.
Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan
untuk menghasilkan suatu produk. Proses produksi perli diawasi secara
efektif agar produk akhir yang di hasilkan mempunyai kualitas yang
baik.
3. Pengendalian kualitas produk akhir.
Keberhasilan suatu perusahaan banyak tergantung terhadap
tingkat kepuasan konsumen terhadap pemakaian produk yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Produk akhir yang dihasilkan oleh
perusahaan ialah yang akan berpengaruh terhadap penilaian konsumen
terhadap produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas produk akhir
sangat diperlukan sehingga dapat diperoleh produksi akhir yang
memiliki mutu baik.
G. Pengendalian Kualitas Statistik.
26
Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian
masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis,
mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode
statistik. Dalam sistem pengendalian mutu statistik yang mentolerir adanya
kesalahan atau cacat, produk kegiatan pengendalian mutu dilakukan oleh
departemen pengendali mutu yang ada pada penerimaan bahan baku, selama
prose dan pengujian produk akhir. Selanjutnya pengendalian kualitas secara
statistik secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian
proses statistik (
statitstical process contrli) atau yang sering disebut dengan
chontrol Chart dan rencana penerimaan sampel produk atau sering dikenal
dengan
acceptance sampling.
acceptance sampling merupakan proses evaluasi
bagian produk dan seluruh produk yang dihasilkan untuk menerima seluruh
produk yang dihasilkan tersebut. Manfaat utama sampling adalah pengurangan
biaya inspeksi.
Pengendalian kualitas adalah kombinasi semua alat dan tenik yang
digunakan untuk mengontrolkualitas suatu produk dengan biaya seekonomis
mungkin untuk memenuhi syarat pemasaran. (Praptono, 1986:3)
Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen
yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk,
membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil
tindakan penyehatan yang sesuai apabilaada perbedaan antara penampilan
yang sebenarnya dan standar. (Montgomery, 1990:3)
27
Pengendalian kualitas statistik adalah pengendalian kualitas yang dilakukan
dengan metode statistik yaitu memberikan cara-cara dalam pengambilan
sampel produk, pengujian dan evaluasinya dan informasi didalam sampel
tersebut untuk mengendalikan dan meningkatkan proses produksi agar
diperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. (Sefriyan, 2006: 56)
Peningkatan produktivitas haruslah tetap terkait dengan pengendalian
kualitas pada produk yang dihasilkan. Suatu produk harus dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat sesuai dan memenuhi spesifikasi, standar dan kreteria
standar kerja yang disepakati. Menurut Hendra kusuma dalam bukunya
”Perencanaan dan Pengendalian Produksi” bahwa kualitas kesesuaian ini
berkaitan dengan tiga macam bentuk pengendalian kualitas yaitu:
1. Pencegahan cacat
2. Mencari kerusakan, kesalahan atau kecacatan.
3. Analisa dan tindakan korelatif.
Tujuan utama mengadakan pengendalian kualitas adalah untuk
menyelidiki apakah proses produksi berada dalam batas-batas kontrol sesuai
dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Dalam mengendalikan kualitas maka diperlukan sebuah gambaran
yang jelas yaitu dengan menggunakan grafik pengendali. Selanjutnya,
pengendalian proses statistik dikatakan berada dalam batas pengendalian
apabila hanya terdapat kesalahan yang disebabkan oleh sebab umum.
Menurut (Gryna:2001) dalam bukunya Dorothea hal: 6, hal ini
memberikan manfaat penting yaitu:
28
1. Proses memiliki stabilitas yang akan memungkinkan organisasi dapat
memprediksi perilaku paling tidak untuk jangka pendek.
2. Proses memiliki indentitas dalam menyusun seperangkat kondisi yang
penting untuk membuat prediksi masa datang.
3. Proses yang berada dalam kondisi, ”berada dalam batas pengendalian
statistik” beroprasi dengan variaabilitas yang lebih kecil daripada proses
yang memiliki sebab khusus. Variabilitas yang rendah penting untuk
memenangkan persaingan.
4. proses mempunyai penyebab khusus merupakan pross yang tidak stabil
dan memiliki kesalahan yang berlebihan yang harus ditutup dengan
mengadakan perubahan untuk mencapai perbaikan.
5. dengan mengetahui bahwa proses berada dalam berada dalam batas
pengendali statistik akan membantu karyawan dalam menjalankan proses
tersebut. Atau dapat dikatakan, apabila data berada dalam batas
pengendali, maka tidak perlu lagi dibuat penyesuaian atau perubahan. Hal
ini disebabkn penyesuaian atau perubahan kembali yang tidak diperlukan
justru akan menambah kesalahan, bukan mengurangi.
6. Dengan mengetahui bahwa proses berada dalam batas pengendalian
statistik, akan memberikan petunjuk untuk mengadakan pengurangan
variabilitas proses jangka panjang. Untuk mengurangi variabilitas proses
tersebut, sistim pemprosesan harus dianalisis dan diubah oleh manajer
sehingga karyawan dapat menjalankan proses.
29
7. Analisis pengendalian statistik mencakup penggembaran data produksi
akan memudahkan dalam mengidentifikasi kecenderungan yang terjadi
dari waktu kewaktu.
8. Proses yang stabil atau yang berada dalam batas pengendali statistik juga
dapat memenuhi spesifikasi produk, sehingga dapat dikatakan proses
dalam kondisi terawat dengan baik dan dapat menghasilkan produk yang
baik. Kondisi ini dibutuhkan sebelum proses diubah dari tahap
perencanaan ketahap prod uksi secara penuh.
H. Pengendalian Kualitas Proses Statistik Untuk Data Variabel.
Pengendalian kualitas proses statistik untuk data variabel seringkali
disebut dengan metode peta pengendali (
control chart) untuk data variabel.
Metode ini digunakan untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan yang
terjadi pada kecenderungan memusat dan penyebaran observasi. Metode ini
juga dapat menunjukkan apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak. Dalam
peta pengendali (
control chart) seringkali terjadi kekacauan antara batas
pengendali dengan batas spesifikasi. Sementara itu, dalam proses
pengendalian, peta pengendali statistik mendeteksi adanya sebab khusus
dalam ketidak sesuaian yang terjadi. Apabila data sampel berada diluar batas
pengendali, maka data sampel tersebut disebut berada diluar batas pengendali
statistik (
out of statistical) begutu juga sebaliknya. Selanjutnya, apabila
produk tidak memenuhi spesifikasi, ada beberapa tindakan yang diperlukan,
antara lain merubah nilai rata-rata, mengurangi variabilitas, mengubah
30
spesifikasi, melakukan pensotiran terhadap suatu produk dan sebagainya.
Apabila produk memenuhi spesifikasi, alternatif tindakan yang dapat diambil
misalnya, menggunakan proses dengan tepat, mengurangi variabilitas, namun
dapat juga tidak dilakukan tindakan apapun. Peta pengendali (
control chart)
adalah metode statistik yang membedakan adanya variasi atau penyimpangan
karena sebab umum dan karena sebab khusus. Penyimpangan yang disebabkan
oleh sebab khusus biasanyaberada diluar batas pengendalian, sedang yang
disebabkan oleh sebab umum biasanya berada dalam batas pengendalian.
I. Pengendalian Kualitas Proses Statistik Untuk Data Atribut
Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukkan karakteristik
kualitas yang sesuai dengan spesifikasi atau tidak sesuai dengan spesifikasi.
Atribut digunakan apabila ada pengukuran yang tidak memugkinkan untuk
dilakukan, misalnya goresan, kesalahan, warna, atau ada bagian yang hilang.
Selain itu atribut digunakan apabila ada pengukuran dapat dibuat tetapi tidak
dibuat karena alasan waktu, biaya tau kebutuhan. Sementara itu, definisi
kesalahan atau cacat sama, kecuali berkaitan dengan penggunaan atau
kepuasan. Kesalahan atau cacat akan tepat digunakan apabila evaluasi yang
dilakukan berkaitan dengan penggunaan. Disisi lain, ketidaksesuaian akan
tepat apabila digunakan untuk kesesuaian dengan spesifikasinya. Pengendali
proses statistik untuk data atribut ini digunakan sebagai pengganti pengendali
kualitas proses statistik untuk data variabel. Hal ini dapat terjadi apabila
pengukuran seperti kesalahan warna, adanya bagian yang hilang, dan
31
seterusnya tidak dapat diukur. Pengendali kualitas proses statistik untuk data
atribut dapat digunakan pada semua tingkatan dalam organisasi, perusahaan,
departemen, pusat-pusat kerja, dan mesin-mesin. Selain itu, Pengendali
kualitas proses statistik untuk data atribut dapat membantu mengidentifikasi
akar permasalahan baik pada tingkat umum maupun pada tingkat yang lebih
mendetail. Selanjutnya ada dua kelompok besar peta pengendali kualitas
proses statistik untuk data atribut, yaitu berdasarkan distribusi Binomial dan
yang berdasarkan distribusi Poisson. Yang berdasarkan distribusi Binomial
merupakan kelompok pengendali untuk unit-unit ketidaksesuaian, seperti
p-
chart yang menunjukkan proporsi ketidak sesuaian dalam sampel atau sub
kelompok. Peta pengendali lain dalam kelompok ini adalah banyaknya ketidak
sesuaian (
np-chart). Kelompok yang kedua menggunakan distribusi Poisson,
terdapat
c-chart dan
u-chart.
C-chart menunjukkan bagian ketidaksesuaian
dalam unit yang diinspeksi.
J. Barang Tidak Sesuai dan Ketidaksesuaian
Barang yang tidak sesuai adalah barang yang dalam beberapa hal
gagal memenuhi satu atau lebih spesifikasi yang ditetapkan setiap kejadian
dan kurangnya kesesuaian barang terhadap spesifikasi adalah ketidak sesuaian.
Setiap bidang yang tidak sesuai bervariasi satu atau lebih dari ketidak sesuaian
tersebut. (Grant dan leavenvront, alih bahasa kandah jaya, 1998:271).
K. Grafik Pengendali
32
Grafik pengendali adalah teknik pengendali proses pada jalur yang
digunakan secara luas yang biasanya digunakan untuk menaksir parameter
suatu proses produksi, menentukan kemampuan dan memberi informasi yang
berguna dalam meningkatkanproses itu. (Montgomery, 1990:120)
Grafik pengendali merupakan grafik suatu karakteristik kualitas
yang telah diukur atau dihitung dari sample terhadap nomor sampel atau
waktu. Grafik pengendali adalah alat untuk menggambarkan dengan cara yang
tepat apa yang dimaksudkan dengan pengendali statistik. Dimana bentuk ini
sangat sederhana yang terdiri atas tiga buah garis mendatar dan sejajar.
(Montgomery,1990:120)
Grafik kendali adalah alat untuk menggambarkan dengan cara yang
tepat apa yang dimaksudkan dengan pengendalian statistik, maka dari itu
dapat digunakan beberapa cara. Grafik pengendali digunakan untuk
pengawasan pada jalur proses produksi dimana data sampel dikumpulkan dan
digunakan untuk membentuk grafik pengendali dan apabila data sampel jatuh
pada batas pengendali dan tidak memperhatikan sesuai pola sistematik,
dikatakan proses dalam keadaan terkendali pada tingkat yang ditunjukkan
grafik.
Beberapa alasan mengapa digunakan grafik pengendali dalam
pengendalian kualitas statistik yang antara lain ada lima yaitu:
1. Grafik pengendali adalah teknik yang telah terbukti guna meningkatkan
produktifitas.
33
Suatu program grafik pengendali berhasil akan mengurangi buangan dan
pembuatan ulang yang merupakan pembunuh produktifitas yang utama
dalam setiap operasi.
2. Grafik pengendali mencegah penyesuaian yang tidak perlu.
Grafik pengendali dapat membedakan antara gangguan dasar dan varlasi
abnormal. Tidak ada alat lain termasuk operator manusia yang sama
efektifnya dengan peta kendali ini.
3. Grafik pengendali efektif dalam pencegahan cacat.
Grafik pengendali membantu pemeliharaan proses itu terkendali, yang
konsisten dengan falsafah ” kerjakan dengan benar sejak awal”.
4. Grafik pengendali memberikan informasi diagnostik.
Sering kali pola titik-titik dalam peta kendali akan memuat informasi
bernilai diagnostik bagi operator atau insinyur yang berpengalaman.
5. Grafik pengendali memberikan infiormasi tentang kemampuan proses.
L. Grafik Kontrol C
Kontrol C atau peta kendali C digunakan untuk mengadakan
pengujian terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya
kesalahan pada satu unit produk sebagai sampelnya. Tetapi apabila sampel
yang diambil bervariasi atau memang seluruh produk yang dihasilkan akan di
uji, maka digunakan peta kendali banyaknya kesalahan dalam satu unit yang
berbeda U chart, akan tetapi biasanya suatu kecacatan produk yang dalam
34
bentuk per unit diuji menggunakan peta pengendali C ( control C ).
(Dorothea,2004 :152)
Salah satu alat yang terpenting dalam pengendalian mutu statistik
adalah bagan kendali shewhart (shewhart control chart) atau diagram control.
Diagram kontrol C adalah salah satu bagan kendali yang digunakan untuk
menggambarkan penghitungan jumlah ketidak sesuaian/ kecacatan dari suatu
produk tertentu. Pada umumnya penggunaan diagram control C ini untuk
mengukur ketidak sesuaian/ kecacatan per unit suatu produk/ barang.
Adapun manfaat dari diagram kontrol C ini adalah:
1. Untuk penghitungan jumlah ketidaksesuaian seperti cacat pada daerah
tertentu.
2. Untuk pemeriksaan unit-unit yang dirakit secara cukup rumit yang banyak
membuka kemungkinan untuk timbulnya berbagai tipe ketidak sesuaian
dan jumlah total dari semua tipe ketidak sesuaian per unit yang di
ketemukan oleh pemeriksa dicatat untuk tiap-tiap unit.
3. Untuk mendeteksi hadir atau tidak hadirnya sebab-sebab keragaman
ketidaksesuaian tersebut yang selanjutnya dapat memberitahukan kapan
harus mengambil tindakan pada suatu proses.
4. Memberikan informasi yang paling mutahir kepada manajemen mengenai
tingkatan mutu dan menambah keseragaman produk dengan
memperhatikan titik-titik yang ada pada diagram pengendali C.
(E. Grant,1998 : 7-8).
35
Apabila proses produksi ketidak sesuaian berada dalam batas-batas
pengontrolan maka bisa dikatakan bahwa kualitas produksi tersebut terkendali.
Apabila berada di luar batas-batas kendali maka harus dicari penyebabnya dan
diujikan ulang. Indikator-indikator pengendalian ini adalah:
1. Kualitas dikatakan terkendali apabila batas berada pada daerah
pengontrolan yaitu diantara BKA dan BKB.
2. Adanya ketidak sesuaian atau kecacatan pada produksi dalam bentuk per
unit.
3. Adanya defek (ketidaksesuaian) pada kelompok yang besarnya tetap.