Sabtu, 19 Januari 2013

Karya Ilmiah



Tugas Bahasa Indonesia
Karya Ilmiah
“Boraks dan Formalin”
Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas - Tugas dan Ujian Praktek Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:
Nama:Regar Bintari Bayu Pratama
No.Induk:7563
Kelas : IX E

SMP Negeri 1 Tasikmadu
Tahun Pelajaran 2012/2013


Pengesahan


Karya tulis ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari                  :……………..
Tanggal            :……………..
Bulan               :……………..
Tahun              :……………..
Oleh                 :……………..





Mengetahui                                                                         Pembimbing II
Kepala SMP Negeri 1 Tasikmadu                                   Guru Bahasa Indonesia

Hadriyanto, S.Pd. M.Pd. MM.                                         Sri Kusmimi, S.Pd.
NIP. 195704271984031007                                                  NIP. 196207031986012002
Pembimbing III
Guru Wali Kelas IX E

Sri Kusmimi, S.Pd.
                                                            NIP.196207031986012002

II
Halaman Motto
Motto yang saya pegang dalam penulisan karya tulis ini adalah :
“Kesehatan Itu Penting Bagi Kita”

Dan ini motto lain yang saya gunakan dalam penulisan karya tulis ini:
v  Carilah ilmu setinggi langit.
v  Rajin pangkal pandai.
v  Banyak membaca, banyak pengetahuan.
v  Buku adalah jendela dunia.
v  Kebersihan pangkal kesehatan.
v  Disiplin adalah awal dari keberhasilan.
v  Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
v  Jangan pernah menyerah untuk menjadi yang lebih baik.
v  Tak akan ada keberhasilan tanpa adanya pengorbanan.
v  Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini.
v  Berusaha adalah kunci dari berusaha.
v  Kejujuran adalah pendirian yang paling baik.
v  Belajar dari pengalaman merupakan hal yang menyenangkan.
v  Hidup tanpa buah adalah hidup tanpa faedah.
v  Lebih baik memberi contoh yang baik daripada menasehati.
v  Manusia tanpa cita-cita bagai burung tanpa sayap.
v  Pengalaman yang pahit akan membuat seseorang lebih berhati-hati.
v  Dimana ada kemauan pasti ada jalan.
v  Berfikirlah dalam mengambil keputusan.
v  Dimana ada kehidupan disana pasti ada harapan.
v  Setiap kesulitan ialah merupakan jembatan menuju kemajuan.
v  Menghina orang lain berarti menghina diri sendiri.
v  Kebaikan selalu terkenang dihati.
v  Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
v  Hasil pekerjaan yang besar bermula dari yang kecil.
v  Mangalah bukan berarti kalah.


III

Halaman Persembahan
Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk :
1.      Bapak Hadriyanto, S.Pd. M.Pd. MM .selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Tasikmadu yang saya hormati.
2.      Ibu Sri Kusmimi, S.Pd. selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia yang saya hormati.
3.      Ibu Sri Kusmimi, S.Pd. selaku guru wali kelas IX E yang saya banggakan dan saya hormati.
4.      Bapak/Ibu guru serta staf  Tata Usaha (TU) SMP Negeri 1 Tasikmadu yang saya hormati.
5.      Orang tua yang selalu membimbing dan mendukung saya.
6.      Teman – teman yang telah mendukung dan memberikan  semangat dalam menyusun karya ilmiah ini dan adik – adik kelas yang saya sayangi.
7.      Para pembaca yang budiman.













IV


Kata Pengantar
Assalamualaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.
              Pertama – tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunian –Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
             Kami mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagi hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Saya membuat karya tulis ini dengan sekmaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Dimana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
             Maka dari ini seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan ,saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami dimasa mendatang. Sehingga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat  diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
            Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfat yang dapat dipetik dan diambil. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat megurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet pada makanan. Dengan begitu kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan – bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Saya juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia lebih terjamin dan sehat.     
Wassalamualaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.
                                                                             Tasikmadu,25 November 2012
                                                                                                                                  Penulis
                                                                                                               
                                                                                                                     Regar Bintari Bayu Pratama
V
Abstraksi

Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kerajian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Diman kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikomsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
              Sebagai pusat utama kelansungan hidup negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak tegas bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi telah saya tuliskan disini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.














VI
Daftar Isi
Halaman Judul  .…………………………………………………………………………………… I
Halama Pengesahan ………………………………….…………………………………………….II
Halaman Motto …………………………………………………..………………………………...III
Halaman Persembahan …………………………………………………………………………….IV
Kata Pengantar ……………………………………………….……………………………………V
Abstraksi ………………………………………………………………………………………….VI
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….VII
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang …………………………………………………………………1
B.     Pembatasan Masalah ……………………………………………………….......1
C.     Perumusan Masalah ……………………………………………………………1
D.     Tujuan Penulisan …………………………………………………………..…. .2
E.      Metode Penulisan ………………………………………………………….…..2
F.      Hipotesa …………………………………………………………………,….....2
G.     Manfaat ……………………………………………………………………..….2
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………………………….3-4
 BAB III METODE PENELITIAN
A.     Jenis Penelitan ………………………………………………………………...5
B.     Tempat Dan Waktu Penelitian……………………………………………….. 5
C.     Sumber Data ……………………………………………………………….... 5
D.     Hasil Penelitian……………………………………………………………....  5
E.      Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………......  5
F.      Tenik Analisa Data ………………………………………………………….. 6
BAB IV PEMBAHASAN
A.     Pengetahuan Akan Boraks Dan Formalin …………..………………………....7
B.     Dampak Penggunaan Boraks Dan formalin Pada Makanan ………..………..7-9
C.     Makanan Yang Biasanya Mengandung Boraks Atau Formalin …..….............10-16
BAB V PENUTUP
A.     Kesimpulan …………………………………………………………………....17
B.     Saran …………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..18
VII
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
            Sekarang ini banyak bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien.Tetapi disamping untuk makannan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain.Dimana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
            Hal ini sangat penting dan juga memperhatikan.Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki.Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan berakhirnya akibat menumpuk di masa depan.Oleh karena itu,saya berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hai ini menjadi hal yang sangat penting.
B.     Pembatasan Masalah
            Boraks adalah bahan kimia yang digunkan sebagai pengawet kayu ,antiseptic kayu dan pengontrol kecoa.Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan , pembasmi serangga dan  dalam industri tekstil serta kayu lapis.
             Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya ,tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan.Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia .Dan akibat dari penggunaan bahan – bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal ,dari kanker hingga menyebabkan kematian.Dalam karya tulis  ini saya akan berusaha membahas perdeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bakan baku pembuatan pangan.Begitu pula dengan berbagai akibat dari pengunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
C.    Perumusan Masalah.
1.      Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2.      Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran pengunaan boraks atau formalin pada proses pembuatanya ?
3.      Bagaimana  mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4.      Apa akibat dari pengunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5.      Bagaimana penaganan pengunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?

1
D.    Tujuan Penulisan
Ø  Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
Ø  Mengetahui jenis-jenis pangan yanag menjadi sasaran pengunaan boraks.
Ø  Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Ø  Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas pengunaan formalin dan boraks pada pangan.


E.     Metode Penulisan
              Pada penulisan karya tulis ini saya menggunakan satu metode ,yaitu dengan angket.Dimana angket akan saya sebarkan dengan jumlah 1 lembar .Dimana angket itu berisi pertanyaan – pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuhan yang telah ada.


F.     Hipotesa
1.      Boraks dan formalin merupakan bahan pengwet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil , kayu, dan sebagainya. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal – hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2.      Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3.      Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bakhan kematian.
4.      Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan – tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga sekarang ini saya  masih sering melihat orang orang yang keracunan atau tekena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.

G.    Manfaat
v  Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
v  Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
v  Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
v  Dapat membantu pencegahan dan pembrantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
              Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan diberbagai industry nonpangan, khususnya industi kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk Kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alcohol. Boraks biasa digunakan sebagi pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat adari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
               Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetik. Misalnya larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan sapel luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luar, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan:
v  Tanda dan gejala akut:
Ø  Muntah – muntah
Ø  Diare
Ø  Konvulsi dan,
Ø  Depresi  SSP(Susunan Syaraf Pusat)

v  Tanda dan gejala kronis:
Ø  Nafsu Makan menurun atau berkurang
Ø  Gangguan pencernaan
Ø  Gangguan SSP(Susunan Saraf Pusat):Bingung dan kebodohan
Ø  Anemia,
Ø  Rambut rontok dan,
Ø  Kanker

               Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industry tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:
v  Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan menyebabkan kanker paru – paru.
v  Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar.
v  Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.

3
v  Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah – muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian pundatang.
               Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan ini tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan – bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah saya diuraikan diats pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, kerena ingin mencari keuntungan sebanyak – banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pda umumnya, alasan para produsen menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya relative murah dibandingkan  bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah Bakso, Kerupuk , Ikan, Tahu, Mie, dan juga daging ayam.
                Boraks dan formalin merupakn bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkomsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja saraf. Oleh karena ini lebih baik hindari makanan yang mengandung boraks dan formalin.
Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan boraks dan formalin :
v  Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
v  Kerupuk yang mengandung boraks kalu digoreng akan mengembang dan empuk, tekstur bagus dan renyah.
v  Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemelang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
v  Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
v  Mie bash biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.




4

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
             Jenis  penelitian yang saya gunakan adalah penelitian korelatif.Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang memnghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut saya menghubungkan data – data yang saya dapatkan antara yang satu dengan yang lain. Sealin itu saya juga menguhungkan data – data  yang ada dengan landasan teori yang saya gunakan. Sehingga diharapkan penelitian saya bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

B.     Tempat Dan Waktu
Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian adalah di SMP Negeri 1 Tasikamadu pada tanggal 25 November 2012.
C.    Sumber Data
      Sumber data kami adalah beberapa siswa,yang kira-kira saya ambil sempel adalah 20 siswa.
D.    Hasil Penelitian
    Hasil penelitian akan saya sisipkan disetiap BAB didalam karya ilmiah ini.

E.     Teknik Pengumpulan Data
               Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket saya dapat menyimpulkan ,melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang Sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.




5
F.     Teknik Analisis Data
              Cara saya dalam menganalisis data yang saya dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperolah dengan baik. Lalu saya mulai menghitung jumlah data,setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyan pada angket berdasarkan jumlah respon yang memilih. Langkah berikutnya ,sesuai dengan jenis penelitian saya,saya menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir,kami menuangkannya dalam karya tulis ini.




















6
 BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Pengetahuan Akan Boraks Dan Formalin
              Menurut hasil angket saya ,didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin adalah 19 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 1 orang ,dari total 20 angket yang dibagikan.
              Hal itu menunjukan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti.Jika dimasukan dalam persen maka 75% responden menyatakan  mengetahui boraks dan formalin,sedangkan 5% lainya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin .
              Hasil ini menunjukan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialsasikan ,agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin ,sehingga dapat memgunakannya secara benar ,sesuai dengan fungsinya.Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut ,kasus pengunaan boraks dan formalin pada bahan makanana dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyrakat.
B.     Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan
              Melalui hasil angket yang telah saya sebarkan sebelumnya ,didapat hasil bahwa jumlah respon yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan respon  yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan . Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 15 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 3 orang  sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang.
Jika dituangkan dalam persentasi adakah sebagai berikut:
1.      Jawaban Yang Tahu Sebanyak : 75%
2.      Jawaban Yang Tidak Begitu Tahu Sebanyak : 15%
3.      Jawaban Yang Sama Sekali Tidak Tahu Sebanyak : 10%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu atau binggung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
   


7

  Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikomsumsi tubuh kita?
A.    Boraks

   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012
         Efek toksik akan terasa bila boraks dikomsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang – ulang.
Pengaruh Terhadap Kesehatan :
v  Tanda dan gejala akut:
Ø  Muntah – muntah
Ø  Diare
Ø  Konvulsi dan,
Ø  Depresi  SSP(Susunan Syaraf Pusat)

v  Tanda dan gejala kronis:
Ø  Nafsu Makan menurun atau berkurang
Ø  Gangguan pencernaan
Ø  Gangguan SSP(Susunan Saraf Pusat):Bingung dan kebodohan
Ø  Anemia,
Ø  Rambut rontok dan,
Ø  Kanker




8

B.     Formalin
   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012

              Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tengorokan tersa panas dan kanker yang akibatnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
 Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan:
v  Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan menyebabkan kanker paru – paru.
v  Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar.
v  Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
v  Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah – muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian pundatang.

               Boraks dan formalin merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkomsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat boraks dan formalin yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Jauhkan anak – anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin tidak boleh digunakan dalam makanan.



9
C.    Makanan yang Biasanya Mengandung Boraks atau formalin
      Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah saya sebarkan,jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin sebanyak 12 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 7 orang, dan memilih kerupuk sebanyak 1 orang. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalinyang biasanya mereka konsumsi adalah, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 15 orang, 5 orang memilih ikan dan 0 orang memilih kerupuk.
              Data ini menunjukan bahwa kebanyakan siswa beranggapan bahwa tahu dan bakaso merupakan makanan yang biasanya diberi boraks dan formalin. Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi boraks atau formalin, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi boraks atau formalin. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indoensia tahun 2012, pengguna boraks dan formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66% dari total 800 sampel. Sementar mi basah menempati posisi kedua dengan 57%. Tahu dan bakso berada diurutan berikutnya yakni 16% dan 15%.

              Dan dari pertanyaan nomer tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya mengandung boraks dan formalin. Mengapa mereka masih tetap sering mengkonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan bakso yang paling sering mendandung boraks dan formalin. Mungkin hal ini disebabkan karena siswa SMP Negeri 1 Tasikamdu percaya bahwa para pedangang diSMP Negeri 1 Tasikmadu pasti tidak memberikan boraks maupun formalin pada dagangannya, maka mereka tidak takut untuk mengkonsumsinya.
              Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indoensia tahun ini penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin.




10
             Oleh karena itu, dibawah ini saya paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun formalin:
v  Mie basah

   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012
Penggunaan formalin pada mie basah akan menyebabkan mie tidak cepat rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mie akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.












11
v  Tahu

   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatanya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyak dari tahu biasanya, kemungkinan besar tahu tersebut mengandunng bahan berbahaya, bisa borakds maupun formalin. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak menyengat,bau formalin.










12

v  Bakso

   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012
         Bakso tidak akan rusak sampai lima hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.















13

v  Ikan segar

   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cermelang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih


                   











14
v  Ikan asin

   
Sumber: http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012
          Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, again luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih,cerah.
























15
          Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia sanagt penting. Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi hal umun, pemerintah masih tidak mengalami langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Bukitnya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan boraks dan formlin sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela. Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BOPM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, Seperti:
Ø  Melarang panganan permen merek white rabit creamy,Kiamboy,Classic cream,Blak currant dan Manisan plum.
Ø  Mengeluarkan permenkes No. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan.
Ø  Melakukan sosialisai penggunaan bahan tambahan yang diizinkan dalam proses produksi makanan dan miniman sesuai UU No.23/1992 untuk aspek keamanan pangan dan UU No.71/1996
             Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, kerana Badab POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
Dari data angket yang saya sebarkan kebeberapa responden, terhadap pertanyaan:
            “Menurut anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberatasan boraks dan formalin ?” Dan dari pertanyaan itu, sebanyak 8 orang mrnjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 2 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 10 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama sekali.
              Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah masih kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat me,bahayakan kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.






16
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB IV ini dapat disimpulkan bahwa:
v  Sebagian besra dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
v  Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
v  Menurut responden tahu dan bakso adalah yang paling sering menjadi ssaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BOPM  pada tahun ini, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
v  Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam menanggapi dan mengatasi penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
B.      Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah saya ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
v  Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampak apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
v  Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawasan-pengawasan pemerintah kedaerah-daerah tertentu dan membentuk undang-undang mengenai boraks dan formalin.
v  Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
v  Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada pihak yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak sengaja sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembelinya.



                      

17
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Artikel Dan Berita :
http://www.depkes.go.id , diakses tanggal 25 November 2012
http://www.borkas-formalin.org , diakses tanggal 25 November 2012
http://www.gizi.net , diakses tanggal 25 November 2012
http://id.wikipedia.org  , diakses tanggal 25 November 2012
http://www.google.co.id  , diakses tanggal 25 November 2012
http://www.blogregarbintaribayu’eoozzpratama.com , diakses tanggal 25 November 2012
http://pengaruhboraksdanformalintehadapkesehatan , diakses tanggal 25 November 2012
http://www.bukukita.com , diakses tanggal 25 November 2012
http://bopm2012.net.id  , diakses tanggal 25 November 2012
http://kesehatan.co.id , diakses tanggal 25 November 2012

Sumber Gambar dan Foto :
http://tutwurihandayani.com  , diakses tanggal 25 November 2012
http://formalin.com , diakses tanggal 25 November 2012






18